menggigil tubuh ini
melihat kau bersamanya
tergamam aku tak berkata
meraung di jiwa
jauh mana mampu bertahan
sampai bila harus ku telan
setiap kali bertentangan
tiada ketenangan
sia-sia saja pengorbanan
dan kesetiaanku ini
ku sangkakan kau permata
rupanya duri paling berbisa
andai ku turut rasa hati
telah jauh ku bawa diri
ku berdoa supaya tabah jiwaku
tetapi bagaimana nak ku lawan
jiwa yang siksa.
*catatan sebelum exam
apabila dia isytihar sudah berpunya
No comments:
Post a Comment